Bakar

NEGARAKU

Tanah tumpahnya lendir awek tudungku

Awek tudung bisa kupakai di dalam masjid

bersatu badan dan majulah kote ku


Si Rahmat bahagia sangat

Tuan kurniakan tempatku


Raja kita Raja Babi

selamat bertakhta dikandangnya


Si Rahmat bahagia sangat

Tuan kurniakan tempatku


Raja kita Raja Babi

Selamat bertakhta d kandangnya







SUMPAH MALAYSIANJING



KAMI, umat Malaysianjing beragama tak tentu pada hari ini berjanji tidak akan rasis, meludah ke langit, meludahi muka sendiri, mencuri, skodeng, merogol, meliwat, menyetubuhi anak kecil, menyetubuhi anak sendiri, menyetubuhi adik kandung sendiri, khalwat, bersetubuh dengan istri/suami orang, bersetubuh di dalam masjid dan surau-surau, bersetubuh di hutan-hutan, membuang bayi di tempat sampah, berhasad dengki, khianat dan iri hati, bertelagah dan berbalah sesama sendiri lagi, terutama terhadap Bangsa Indonesia Yang Agung dan Mulya.

KAMI berjanji akan bersatu padu dan patuh menegakkan agama tak tentu kami, walau kami sebenarnya bingung.

KAMI juga berjanji akan bangun dari tidur di bilik termenung untuk menyara diri dan keluarga kami.

KAMI sedia bersaing sesama umat Malaysianjing dan kaum-kaum lain dengan jujur dan terhormat kalau kondisinya memaksa.

KAMI, umat Malaysianjing bersumpah setia untuk :

1. Mempertahankan dan patuh pada kepentingan dan hak Ibunda kami, Inggris hingga akhir zaman.

2. Mempertahankan kedaulatan Raja-Raja Inggris di Semenanjing Malaysianjing

3. Memperjuangkan ikhtisad dan pelajaran bangsa Inggris dan

4. Mempertahankan maruah Negara Inggris supaya aman dan sejahtera


Wassalam,


Dimaklumatkan oleh : Yang Dipertuan Agong Seri Paduka Duli Yang Maha Murtad Beruk Pondan Mizan Pukimak





RUKUN NEGARA


1. Kepercayaan kepada Tuhan (Tuhan yang mana, Tuhan UMNO atau Tuhan YANG DIPERTUAN AGONG SERI PADUKA DULI YANG MAHA MURTAD?)

2. Kesetiaan kepada Raja dan Negara (Nah, ini lagi yang membingungkan, Raja itu dipilih 5 tahun sekali, artinya kesetiaan itu hanya 5 tahun sifatnya, habis masa jabatan Raja, habis pula setianya kah kah kah)

3. Keluhuran Perlembagaan (Di Malayasianjing tidak ada yang luhur lembaganya, sebab dihuni oleh Babiputra-Babiputra munafik)

4. Kedaulatan Undang-Undang (Undang-undang yg bagaimana, Undang-Undang Hadlari atau Undang-Undang TUHAN UMNO?)

5. Kesopanan dan Kesusilaan (Banyak2 liat Kosmo, MalaysiaKini, myMetro, UtusanMalaysianjing, dll)




2

Salam Pembuka

Blog ini khusus aku buat untuk ditujukan kepada para BABIPUTRA2 idiot yang ada di negeri Malasya. Negeri dimana berisi makhluk-makhluk idiot yang mengaku sebagai Asia Sesungguhnya..tak satupun dari mereka yang memahami bahwa Asia itu luaaaaaaaasss.. Ibarat katak dalam tempurung, yang mereka lihat cuma negeri mereka sendiri. Negeri yang juga berisi kaum gay, kaum munafik, pemalas, mat rempit, tukang ngintip jiran mandi, tukang rogol saudara sedarah, tukang ngintip orang2 beromen dg b'modalkan HP n handyCam, suka meludah ke muka sendiri, suka meludah ke langit, serta tukang ngintip budaya bangsa lain lalu mengklaim sebagai budaya mereka! Buat BABIPUTRA2 dungu n idiot Malasya, kalian boleh hack atau mau hilangin atau mau acak2 atau mau rusak ini blog..aq persilahkan, gpp kq..aq banyak blog juga, tapi blog-nya orang2 Malasya, jadi tinggal aq ambil alih jer hehehe..tapi inget jangan ninggalin jejak...!!! Saye ucapken terima kasih kepada BABIPUTRA2 terbaik Malasya, yang mana sadar tidak sadar telah berhasil menjadikan saye orang yang kreatif, d mana kreatifitas dari saye ini akan saye persembahken sepenuhnya khusus buat BABIPUTRA2 terbaik Malasya, sekali lagi saye ucapken terima kasih banyak-banyak. Untuk menghindari kesalahpahaman n alihfungsi persepsi (hehehe), tidak d sarankan untuk mengomentari apa yang menjadi postingan dalam blog ini, walaupun ada ruang buat ngoceh n ngasih komentar, kecuali kalo anda merasa tidak waras! ha ha ha ha. Blog ini cuma sebagai penyeimbang, pencerahan, pembanding n pembelajaran buat BABIPUTRA2 terbaik Malasya, bukan bermaksud apa2 kerana 95% sumbernya b'asal dari BABIPUTRA2 terbaik Malasya sendiri, terima kasih. Sebagai penutup, percayalah..aku tidak membenci Malasya, yang aku benci adalah BABIPUTRA2 Malasya yang sok tahu, sok pintar, sok dalam segalanya. Aku tidak akan pernah mencacimaki kalian, BABIPUTRA2 Malasya, tapi selama kalian sebagai BABIPUTRA2 Malasya masih memiliki kegemaran menghina n merendahkan bangsa Indonesia, maka aku juga akan menghina kalian dengan sehina-hinanya hingga kalian sadar bahwa tidak ada satupun manusia yang mau dihina...see you! Man_One

Rosmah Lucah Manjoor

Rosmah Lucah Manjoor
Bini Najib Rojak

Najib Binti Rojak

Najib Binti Rojak
The Truly Babiputera Asia

JALANG = JALUR GEMILANG

JALANG = JALUR GEMILANG
The Best Babiputeri Semenanjing Malaysianjing

Salam



Hmmm...Begitu Marahnya Korang..! Baru korang faham, macam mana perasaan bangsa yang korang hina, yang korang rendahkan, yang korang remehkan dan korang perkekehkan..huhuhu. Macam tulah apa yang Bangsa Indonesia rasakan, saat Lagu Kebangsaan Indonesia korang lecehkan, Kerendahan hati Pejabat-Pejabat Indonesia korang anggap remeh, kedaulatan Indonesia korang lampaui, macam tulah yang sekarang korang rasakan.

Bezanya, Bangsa Indonesia masih bersabar hingga detik ini...Semoga blog sederhana ini dapat menambah penyadaran buat kita semua, bahwa tak ada seorangpun atau satu bangsapun mahu dengan rela kena di hina.


Wasalam.


Man_One




Senin, 11 Januari 2010

Tragedi Si Anak Durhaka

Tragedi Si Anak Durhaka
Oleh: Mohamad Sobary
Sumber: Kompas, 28 November 2007

Di dalam kebudayaan kita tersimpan kekayaan moral yang melimpah. Kekayaan itu terpelihara dengan baik di dalam masyarakat kita karena kita memiliki sistem dan mekanisme pewarisan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dan berkembang melintasi batas-batas abad dan generasi. Menurut rumusan bijak Minangkabau, sistem tersebut tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas.



Sistem pendidikan tradisional kita—yang sebagian besar kita pelihara di dalam kehidupan keluarga di daerah-daerah pedesaan yang masih bersifat komunalistis—secara seimbang ditumpukan pada tiga dimensi sekaligus, yaitu dimensi kognitif, afektif, dan evaluatif. Di sana—pada intinya—kecerdasan otak (dimensi kognitif) dan kecemerlangan jiwa (dimensi afektif) baru ada maknanya apabila keduanya dapat diwujudkan secara nyata di dalam hidup keseharian kita menjadi dimensi evaluatif. Maksudnya, kita tak boleh hanya omong. Kita tak boleh hanya berteori dan berangan-angan.

Kecuali itu, sistem pewarisan nilai-nilai kebudayaan tadi tercermin tidak saja di dalam pendidikan resmi melalui sistem persekolahan, melainkan juga di dalam kehidupan kesenian kita, termasuk unsur seni bela diri.

Di dalam seni ini muatan moral tadi tersirat, tetapi jelas bagaikan tersurat: guru silat masih selalu menyisakan satu dua jurus yang tak diajarkan pada murid buat berjaga-jaga mengatasi bilamana ada murid durhaka yang melakukan pemberontakan melawan guru dan perguruannya.

Seluruh bangsa yang disebut rumpun Melayu paham akan perkara ini. Bangsa China yang besar lebih paham lagi. "Wisdom" dunia seni bela diri yang diangkat dari novel-novel silat menjadi tema heroik di dalam seni perfilman. Maka, muncullah film-film silat dari negeri China yang dahsyat dan juga film silat dari negeri kita sendiri.

Seni mengatur negara, seni sastra dan seni bela diri, di zaman lampau merupakan satu rangkaian yang tak terpisahkan. Negara yang kuat membutuhkan tentara, pesilat-pesilat tangguh, ahli seni di bidang taktik dan strategi politik, dan seniman di bidang sastra yang mendalam dan mahir menuliskan kisah-kisah sang raja dan keluarga bangsawan menjadi kisah memikat hati.

Kalau begitu, sempurnakah kebudayaan kita?

Tidak. Dilihat dari segi munculnya anak durhaka macam Malin Kundang, terbuktilah bahwa ada yang kurang dalam kebudayaan kita.

Namun, dilihat dari ungkapan bijak masa lalu, yang mengatakan "bukan salah bunda mengandung, buruk suratan tangan sendiri" jelas bagi kita bahwa Si Malin Kundang menjadi anak durhaka bukan karena salah kebudayaan. Malin Kundang muncul dalam kebudayaan bukan karena ia pada dasarnya anak salah asuhan.

Oleh karena itu, kebudayaan merasa berhak mengutuknya menjadi batu agar anak durhaka tak dilahirkan kembali oleh proses sosial-ekonomi kapitalistis yang memang angkuh, terlalu percaya diri, tetapi tak cukup tahu diri seperti tetangga kita.

Rumusan moral kita jelas: terkutuklah semua anak durhaka. Dan, kita tak perlu lagi berpayah-payah mengutuk mereka? Kita cukup menjadi orang tua yang bijak, guru yang sabar, dan tak perlu risau menghadapi kedurhakaan anak atau muridnya?

Saya tidak tahu. Namun, saya tak mau menjadi orang tua dan guru seperti itu. Saya harus bertindak. Saya akan selalu memegang pedang untuk mengusir semua anak dari "neraka". Maksudnya, saya akan mencegah anak-anak berbuat durhaka supaya mereka tak harus mengalami tragedi mengenaskan, menjadi batu menangis.

Sikap saya ini terakomodasi dengan baik di dalam ungkapan lama juga: "Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah". Maka, saya pun menyanggah sikap durhaka itu.
Tetangga kita itu mengejek kita Indon. Mereka tak tahu bahwa bila Indon itu dicarikan kata lainnya yang serumpun, misalnya Indu; maka kita ini berarti bulan. Dan, bulan itu cantik.

Jadi, kita bukan sekadar truly Asia karena truly Asia pada dasarnya hanya truly Malingsia. Sebaliknya, kita "truly Indu", sungguh-sungguh bulan yang cantik memesona.

Dan, kalau Indon itu makssudnya Indun, maka artinya juga mentereng: sapaan penuh sayang. Sebaliknya, kalau Indon itu Indus, dan bertemu dengan nesos, jadilah Indos nesos, atau Indonesia. Indus artinya air, yaitu lautan-lautan kita yang cantik, biru memesona. Nesos, artinya pulau-pulau, yang sebagian sudah mereka maling.

Ini tindakan durhaka. Kita dulu guru mereka. Ketika agak makmur secara ekonomi, mereka merasa sudah pandai. Padahal, ternyata belum tahu etika bertetangga yang baik. Dalam perkara ini saya heran, mengapa pemerintah dan rakyatnya sama-sama congkak, cingkak, dan angkuh?

Mereka hendak belajar mengelola minyak dan kita bersedia menjadi guru yang baik hati. Mereka minta diajari bikin kantor berita dan kantor berita Antara menjadi guru yang pemurah. Ini semua karena semangat untuk mengajari orang-orang bodoh agar kita bisa menerangi mereka dengan cahaya ilmu.

Akan tetapi, mereka lupa kebaikan kita. Bukan salah bunda mengandung, buruk suratan jelas hasil kecongkakan mereka sendiri. Bangsa apa tetangga kita ini? Karena saya berguru kepada bangsa dan negara Australia, sikap saya kepada mereka sangat hormat. Banyak warga kita yang juga hormat sekali kepada bangsa dan negara Amerika karena mereka berguru di sana. Begitu pula mereka yang belajar di Inggris, di Perancis, Belanda, Rusia, Denmark, Norwegia, dan di negara-negara Eropa lainnya.

Kenapa kita memiliki satu murid saja menjadi murid durhaka? Tak tahukah mereka pesan tersirat dalam dongeng-dongeng moral yang menggambarkan betapa tragis akibat tindakan durhaka?

Tak tahukah mereka, tragedi anak durhaka itu menjadi batu, yang selalu menangis karena menyesal, tetapi sesal itu tak berguna?

Sudah berkali-kali mereka meludahi wajah kita. Namun, pemerintah kita yang sangat bijaksana itu diam saja. Sombonglah terhadap bangsa yang sombong karena melawan kesombongan dengan sikap sombong itu sedekah.

Dan, ke mana pula pemuda-pemuda yang merasa dirinya sudah siap memimpin itu? Mengapa pemimpin bisu terhadap isu-isu internasional yang sangat menginjak harga diri dan martabat bangsa kita? Apa beda mereka dengan orang tua? Dikemanakan jiwa Bung Karno yang heroik dan patriotik?

Jangan biarkan mereka menjadi batu. Selamatkan bangsa Fir’aun itu dengan tongkat Musa di tangan kita agar mereka tak tenggelam ke dalam lautan kesombongan mereka sendiri. Selamatkan mereka, setidaknya Anwar Ibrahim dan keluarganya, agar kita tak dipersalahkan dunia. Anwar dan keluarganya bukan bagian dari pencuri itu. Dan, dia bukan si anak durhaka. (Mohamad Sobary, Budayawan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar