Agan2 pernah denger istilah SEKODENG/SKODENG? Nah, ternyata istilah itu merupakan salah satu istilah yang termasuk dikeramatkan lho! ha ha ha. Istilah Sekodeng/Skodeng, memiliki kisah sejarah yang unik, kalo diceritakan bakal makan waktu sekian tahun..hi hi hi. Tapi aku ceritakan sejarah awal mula istilah Sekodeng secara singkat aja, karena keterbatasan waktu..he he he. yuk dibaca!
Asal Usul Istilah Skodeng
Pada zaman dahulu kala di negeri BABIPUTERA, hiduplah seekor petani miskin lagi hinadina, petani tersebut bernama Mat Skodeng. Mat Skodeng hidup bersama dua ekor anaknya dan satu ekor istri. Anak tertua bernama Mat Najib Rosak, sedangkan anak kedua bernama Minah Rosmah Mansory. Alkisah, pada suatu hari, Mat Skodeng pergi berburu tikus (petani kq berburu, mungkin cz lagi musim kemaruk ya..hahaha) d hutan (nah ini aneh lagi, berburu tikus kq di hutan?). Setelah sampai dihutan, petani tersebut tidak langsung berburu, tetapi istirahat sejenak untuk melepaskan lelah. Saat dia sedang asik2nya melepas lelah, tiba2 dia mendengar ada suara kasak kusuk di semak2 tak jauh dari tempat dia melepas lelah. Pada awalnya dia berusaha untuk menghiraukan suara tsb, namun karena suara tersebut semakin santer terdengar, maka timbulah rasa penasaran dia. akhirnya dengan mengendap-endap dia berusaha mencari sumber suara tersebut. Setelah beberapa lama, akhirnya si petani seekor ini menemukan sumber suara (kq lama, padahal kan dekat asal suaranya?), namun dia tidak berani mendekat..karena rasa penasaran yg sangat besar, akhirnya dia berusaha untuk mendekati asal suara tersebut, ia mencari posisi yang tepat untuk melihat apa yang tengah berlaku dari tempat sumber suara. setelah dia yakin posisinya aman, maka dia mulai mengintai! Namun betapa terkejut beruknya dia, ternyata suara yang didengarnya dari tadi itu adalah suara dua ekor tikus yang sedang melakukan aksi lucah! si petani yang awalnya terkejut beruk, lama kelamaan menikmati pertunjukan haibat tersebut, pikirnya apa salahnya menikmati pertunjukan dahsyat sebelum memburu tikus2. Akibat pertunjukan yang begitu lama, akhirnya si petani merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, ya dia merasa terangsang setelah melihat tikus2 itu melakukan aksi lucah dg berbagai gaya! karena dia tak bisa menahan birahinya, setelah merasa yakin bahwa tak ada yang liat, maka dia mulai melakukan aksi lucah juga, tapi secara swalayan. setelah lama akhirnya si petani terpancut awal, dan..dan..saat dia sedang asik2nya terpancut itu, tau2 dari belakang ada yang menggampar kepalanya, sambil berkata :
"Wadepak..!!!,Hai Skodeng, apa yang sedang kau lakukan?" terkejut beruklah dia akan hal itu, tanpa sadar celana yg dia pake masih ada dibawah! Pucat pasi petani itu, begitu mengetahui bahwa yang menegur n menggampar kepalanya tadi adalah salah seekor yang berasal dari suku BABIPUTERA! memohon-mohon petani itu agar apa yg ia lakukan tidak diceritakan oleh si penegur tadi, namun apa daya, karena apa yg dilakukan oleh petani itu adalah hak sepenuhnya Raja karena hanya Raja yg boleh melakukan itu, maka si penegur mengatakan akan memberitahukan berita ini ke khalayak ramai. Karena yang menegurnya tadi merupakan salah seekor dari suku yang dihormati, maka si petani hanya bisa pasrah. Alkisah, akhirnya tersebar luaslah di seluruh pelosok negeri BABIPUTERA akan hal ihwal apa yang telah dilakukan oleh si petani. Begitu marahnya sang Raja, karena hak dia telah dirampas oleh seekor petani miskin lagi hinadina, namun sang Raja merupakan Raja yang bijaksana n arif, maka dari itu walaupun apa yang dilakukan oleh si petani merupakan suatu tindakan pengkhianatan dimana biasanya sang pelaku langsung dihukum mati tanpa pengadilan, namun sang Raja hanya memberi hukuman mengusir petani tersebut beserta anak n istrinya keluar dari kampungnya. Alkisah, setelah di usir oleh Raja, petani tersebut beserta keluarganya memilih hidup dihutan, membangun rumah dalam hutan. Namun lama kelamaan, si petani mikir juga, kalau mereka kelamaan tinggal di hutan, bagaimana kelak keturunan mereka, keluarga mereka akan musnah! maka setelah memikirkan sekian lama, akhirnya si petani memutuskan untuk mengawinkan kedua ekor anaknya, si Najib Rosak n Rosmah Mansory, perkawinan sedarah! Singkat kata, beberapa tahun setelah menikahkan anaknya, si petani itu meninggal dunia, dengan meninggalkan 2 ekor anak n 12 ekor cucu. ke 12 ekor cucu ini, berkembang biak dengan cara mengawini saudara2 sedarah juga, maka lama kelamaan jumlah mereka menjadi makin banyak dan akhirnya terbentuklah suatu perkampungan kecil dalam hutan tersebut. karena jumlah mereka makin banyak, maka terbentuklah suatu komunitas suku, yang akhirnya diberinama Suku Skodeng.
Sementara itu beberapa tahun kemudian, dikota2 kerajaan, lahirlah semacam idiom, bila seseorang melakukan aksi pengintaian, baik itu pengintaian terhadap musuh maupun mengintai makhluk yg sedang pacaran n atau anak jiran sedang mandi, maka dia akan disebut Mat Skodeng. Lama juga istilah Mat Skodeng itu digunakan, namun lama kelamaan, istilah tsb berganti dg hanya Skodeng saja, untuk menghormati nama baik si petani. Hingga kini Suku Skodeng telah memiliki populasi yang cukup besar, karena mereka tidak lagi melakukan perkawinan sedarah, melainkan berasimilasi dg suku-suku lainnya. Menariknya, apa yang telah dilakukan leluhur mereka, si Petani tadi, hingga kini masih dilestarikan namun dengan cara yg lebih canggih, karena Suku Skodeng merupakan Suku yang cukup diperhitungkan, karena kecerdasan mereka dalam hal Skodeng n menguasai sedikit dunia digital.
Demikianlah kisah Asal Mula Istilah Sekodeng/Skodeng
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar